Sabtu, 23 Mei 2009

Kutunggu Keceriaanmu Kembali, nak!

Jam istirahat aku sempatkan untuk pulang melihat kondisi Raihan, ternyata kondisinya semakin lemah, wajahnya pucat dan matanya cekung. Bapak bilang sejak tadi dia menungguku dan akhirnya tertidur. Ketika bangun, aku memawarkan makan padanya,Raihan hanya menggeleng lemah. Nak, kamu kenap sih? Tidak biasanya kamu seperti ini. Kuputuskan untuk membawanya ke dokter sepulang kantor nanti.
Akhirnya untuk ketiga kalinya aku harus pasrah merelakan nadinya dialiri cairan infus. Dehidrasi akibat muntah dan kurangnya asupan membuat tindaka tersebut menjadi hal yang sangat masuk akal untuk segera dilakukan. Toh aku tidak ingin cairan tubuh pangeran kecilku terus menyusut yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi organnya. Pangeran kecilku ini memang hebat, aku khawatir pengalaman diinfus 2 bulan lalu akan membekaskan trauma, ternyata tidak terbukti. "Nak...diinfus lagi tidak apa-apa kan?" tanyaku sambil menunjuk perawat yang sedang mepersiapkan cairan infus. Raihan mengangguk mantap. Dan Raihan membuktikan ketegarannya ketika dokter menusukkan jarum infus ke nadinya, subhanallah, dia cuma meringis dan berkata lirih "sakit....", tetapi Raihan tetap tenang memperhatikan dokter dan perawat menyelesaikan tugas mereka. Kini, ketika botol cairan kedua masih separuh, Raihan mulai memperlihatkan senyumnya, sudah mulai minta makan meskipun sedikit, dan celotehan riangnya yang 2 hari ini tak terdengar kini mulai menyapa kami lagi. Semoga cepat pulih, nak.
RS Luramay 18

Jumat, 22 Mei 2009

What's wrong with u, son?

Tidak biasanya Raihan seperti ini. Celotehnya yang memenuhi seisi rumah, tingkahnya yang seringkali menggemaskan terkadang menjengkelkan, semuanya hilang . Biasanya dia aktif mengeksplorasi seluruh bagian rumah dan isinya, kini hanya berbaring di kasur yang kuletakkan di depan tivi sambil memeluk guling kesayangannya. Spongbobsquerpantspun tdk lagi menjadi hal menarik baginya. Kemarin pagi dia bangun dan muntah karena batuk. Muntah bukanlah hal yang menghawatirkan untuk Raihan. Sejak bayi, dia memang sering muntah, baik itu karena batuk atau karena kekenyangan. Tapi kemarin, sampai malam, Raihan muntah 5 kali, hal yang tidak biasa.Ada apa denganmu nak? Biasanya batuk bahkan demam tidak mengurangi keaktifan mu. Aaahh, mama rindu mendengar celotehanmu, mama ingin kau menarik-narik tangan mama sambil memperlihatkan sesuatu yang menurutmu menarik. Semoga sepulang kantor nanti mama bisa melihat keceriaanmu kembali.

Selasa, 05 Mei 2009

Kurangkah Berat Badan Anakku ?

Tadi pagi saya ke TKIT Al-Bina untuk mendaftarkan Raihan masuk Kelompok Bermain. Kebetulan sekolah akan mengadakan kegiatan lomba mewarnai antar TK yang disponsori oleh salah satu produsen susu bubuk. Dan kebetulan lagi, pihak dari sponsor ada ditempat itu untuk membicarakan lomba yang akan diselenggarakan.

“Ini anak yang mau disekolahkan ya ? (sambil menunjuk Afifah yang sedang duduk manis di sampingku)” sapa seorang wanita yang kuduga perwakilan dari produsen susu dengan ramah.
“Bukan, ini sepupunya, anak saya sedang main di luar” jawab saya sembari menyunggingkan senyum.
“Anaknya berapa tahun, bu? “ tanya si mbak lagi.
“3 tahun”

“Tidak minum susu, ya?”
Hhhmm, saya mulai curiga nih.
“Minum susu UHT”
“Susu UHT ya ? Gizi susu UHT tidak cukup tuh, bu. Berat badan anak ibu kelihatannya kurang“
“Hah ?, gak sopan banget nih si mbak. Masa anakku dibilang kekurangan berat badan, berarti kurang gizi dong” batinku.

Seandainyapun anak saya beratnya kurang, sampaikanlah dengan sopan. Memang dia tahu berat badan Raihan? Kok bisa bilang anak saya kekurangan berat badan.
“Beratnya 15 kg, saya rasa itu sudah standar”
“3 tahun ya ? Waah, seharusnya 16 atau 17 “
Waduuh…belajar dari mana mba ? Setahu saya nih, pada umur 1 tahun berat badan anak adalah 3 kali berat lahir, terus pada umur 2,5 tahun menjadi 4 kali berat lahir, dan pada usia pra sekolah akan bertambah 2 kg setahun.

Naah, sekarang kita hitung ya !
Raihan lahir dengan berat 2,95 kg, pada usia 1 tahun beratnya 10 kg. Pada Usia 2 tahun beratnya 12 kg. Ketika Ultahnya yang ke 3, beratnya 14 kg. Sekarang usianya 3 tahun 4 bulan dan beratnya 15 kg.
Pake rumus standard deh ;
Berat Badan = 8 + 2nkg, n adalah umur anak
Jadi bera Raihan sekarang seharusnya : 8 + 2 (3,3) = 14,6 kg
Kurang kah ? Dari beberapa sumber yang saya baca sih, itu dalam batas normal. Berat badan anak baru dikatakan kurang jika hanya mencapai 80% dari berat rata-rata.

Kayaknya si mbak perlu lebih banyak belajar daripada sekedar mempromosikan produknya.
Belum cukup sampai di sini. Si mbak pun melanjutkan jurus promosi berikutnya.
“Kenapa tidak minum susu bubuk, bu?”
“Menurut saya, susu UHT jauh lebih baik. Ini menurut saya dan menurut beberapa bahan yang say baca, lho mbak. Pernah sih, saya beri susu bubuk (sambil menyebutkan merek susu yang pernah diminum Raihan), tapi sekarang saya beralih ke susu UHT”
“Ooooo, pantas berat badan anak ibu kurang, susu yang ibu sebutkan itu memang bisa membantu menaikkan berat badan anak, tapi tidak mengandung DHA. Kalau produk kami sudah mengandung DHA”
Mulai lagi deh si mbak menilai anak saya dan menurut saya itu sama juga dengan menilai pilihan saya membesarkan anak.
“Maaf, ya mbak. Menurut saya semua produk susu mengandung DHA, bahkan tubuh kita sendiri sudah memproduksinya. Jadi untuk apa tambahan DHA lagi. Bukankah segala kelebihan zat yang ada di tubuh itu akhirnya akan dibuang juga malah beberapa malah bisa merugikan. Dan susu UHT adalah yang terbaik.
“Tapi bener deh, berat badan anak ibu kurang coba aja datang ke sini ketika lomba, ibu akan memperoleh konsultasi gizi gratis”, promonya lagi

Capek deh………Masih aja si mbak ngeyel soal berat badan anak saya. Menyebalkan.
“Tidak, terima kasih, saya merasa anak saya sudah cukup gizinya. Perlu mbak tau, dia anak yang sangat aktif, posturnya juga lebih tinggi dari anak sesusianya, mungkin itu yang mengakibatkan anak saya kelihatan tidak segendut anak lainya. Tapi saya cukup puas dengan ini, sejauh ini, alhamdulillah dia sehat. Itu yang penting” jawab saya panjang menutup obrolan dengan si mbak.
Saya mengalihkan percakapan mengenai penadaftaran Raihan.

Terus terang, saya tidak habis pikir sama si mbak tadi. Sudah memvonis anak saya kekurangan berat badan, eee…. Masih juga menyalahkan saya karena memilih UHT untuk anak saya.

Setiap ibu pasti berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk dalam pemilihan makanan, termasuk susu. Jika ada ibu yang memberikan susu bubuk merek terntu kepada anaknya, itu karena menurut mereka itulah yang terbaik. Bahkan jika ada yang memberikan susu kental manis untuk anaknya, mungkin itulah yang terbaik menurut si ibu. Terbaik di sini bisa berarti terbaik dalam nilai gizi dan terbaik dalam jangkauan keuangan keluarga. Semua itu tentunya tak lepas dari kemampuan membeli dan keluasan wawasan para ibu.

Jika menurut saya UHT adalah yang terbaik untuk anak saya selain kemampuan membeli saya, juga saya merasa itulah yang terbaik bagi anak saya. Berikut ini beberapa keunggulan susu UHT “
1. Daya simpannya yang sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba (patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada.
2. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu
sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi,
relatif tidak berubah.

Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein.

3. Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair menjadi susu bubuk.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut penyebabkan menurunnya daya cerna protein.
4. Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama
juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu
perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh
manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L.
Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh.
5. Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada produk-produk olahan susu.


Penurunan ketersediaan lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat mencapai 5-10 persen.

Saya berharap si mbak banyak belajar, belajar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan produknya, belajar menghargai pilihan orang, dan belajar berkomunikasi yang baik.