Jumat, 22 Agustus 2008

Anak Kecil Itu

Entah kenapa, tiba-tiba saja saya teringat dengan kejadian tadi pagi. Jalan menuju ke kantor yang biasanya lancar, sekarang jadi macet, mungkin ada suatu kejadian di depan sana. Suamiku terpaksa memperlambat laju motor mengikuti kendaraan lainnya yang merambat perlahan. Mendekati tempat kejadian, kulihat banyak orang berkumpul di tepi jalan. Ada seorang polisi yang berusaha mengamankan tempat kejadian dan seorang tampak mendorong sebuah motor yang penyok bagian belakangnya. Jalanpun semakin macet karena banyak yang ingin tahu apa yang sedang terjadi. Dan….Innalillah………,aku menjerit dalam hati, melihat seorang anak tergeletak di atas aspal dengan tubuh yang telah ditutupi kain sarung. Dari kaki yang menyembul dari bawah kain sarung, kuperkirakan anak itu laki-laki berumur sekitar 7 tahunan. Darah segar dari kepalanya menggenangi jalan tempatnya tergeletak.

Meskipun sekilas, dapat kulihat serpihan tulang berbentuk pipih dan potongan-potongan kecil berwarna putih kemerahan terserak di sekitar lokasi. Saya tak tahu bagaimana kecelakaan itu terjadi. Tapi saya yakin kejadian itu pasti sangat dahsyat sehingga mampu menghancurkan kepala si anak dan mungkin anak itu meninggal seketika itu juga. Saat menyaksikan kejadian itu, saya tak merasa ngeri sedikitpun.
Sekarang, setelah tiba di kantor dan setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang kemarin sempat tertunda, kelebatan kejadian tadi pagi mulai menggangguku. Terbayang kembali sosok tubuh yang tergeletak di atas aspal, darah yang tegenang, serpihan tulang, semuanya begitu menggangguku. Mengingat semua itu, kepalaku terasa pusing dan ingin muntah. Orang tua si anak pasti sangat terpukul karena kejadian itu. Tuhan…,berikan kekuatan dan ketabahan kepada mereka……
Saya jadi ingat keseharianku yang selalu berada di jalan. Aku, suami, dan anak-anak setiap hari keluar rumah bersama-sama naik motor. Si sulung ke sekolah, si bungsu di antar ke rumah ibu, sedang saya dan suami berangkat ke kantor setelah mengantar mereka. Sore, kadang-kadang malam harinya, kamipun sama-sama kembali ke rumah naik naik motor. Aku berdoa semoga Tuhan memberikan perlindunganNya kepada saya dan keluarga agar terhindar dari segala bahaya yang mengancam di jalan dan berharap kami juga tidak membahayakan orang lain. Allahumma amiin……

by Rosmini Laiya
Makassar, 21 Agustus 2008
12.54 Wita